Kamis, 31 Oktober 2019

Matematika Intelegensi dalam Prespektif Budaya


Matematika Intelegensi Dalam Prespektif
Budaya


Zaman terus mengalir, zaman terus berubah. Setiap perubahan zaman, akan terbawa pula perubahan pola kehidupan bermasyarakatnya. 

Pada zaman tahun 90 hingga 2000-an, masih terdapat permainan rakyat seperti halnya permainan bentengan, permainan petak umpet, dan lainnya. Memang sangat seru bila kita mengingat masa-masa tersebut, namun bila kita lihat dari sisi keilmuannya, dalam permainan tersebut ditemukan banyak hal yang berkaitan dengan pembelajaran khususnya matematika. Seperti hal, (1) Petak Umpet, secara tidak sadar didalam permainan ini kita dapat belajar bagaimana peluang ditemukannya teman-teman kita yang sedang bersembunyi. Sehingga logika dapat kita mainkan dalam permainan ini. Kemudian (2) permainan bentengan, didalam permainan bentengan ini selain kecepatan berlari, logika serta strategi memang sangat diperlukan dimana ketika kita harus mempertimbangkan apabila mau menyelamatkan teman kita yang tertangkap, kita juga jangan sampai tertangkap pula. (3) Permainan lempar sandal, permainan ini sangat mengarah kepada materi peluang serta geometri. Peluang dimana ketika kita akan melempar sandal ke arah lawan, harus diperhitungkan apakah hasil akan lemparan akan benar mengenai sasaran atau tidaknya, lalu sang penata sendal juga harus mempertimbangkan/membuat agar tumpukan sandal bertahan kokoh (tidak mudah jatuh) sehingga nalar geometri dapat masuk dalam permainan ini.

Namun, zaman sudah berganti.
Permainan-permainan tersebut sudah mulai berubah menjadi permainan yang berbasis teknologi. Bila kita memandang keilmuannya, maka tidak ada yang berubah. Misalnya, (1) Permainan "Minecraft", permainan ini mengacu bagaimana kita bermain dengan bentuk yang sangat geometris. Sehingga selain mengacu pada kreativitas player (pemain), secara tidak langsung pemain juga belajar akan materi geometris. (2) Permainan "Free Fire", permainan yang termasuk kedalam golongan FPS (First Persons Shoot) ini mengacu kepada nalar strategi serta perhitungan peluang. Sedemikian hingga, secara tidak langsung Mathematical Intelligence terpupuk.

Dengan melihat perkembangan zaman,
Kita tentu harus mengikuti perkembangan zaman tersebut.
Bukan budayanya yang hilang, namun budayanya yang berubah bentuk menyesuaikan tantangan Zaman yang terus berubah.

Sovia Sang Matematikawan Rusia

SOFIA KOVALEVSKAYA
SANG MATEMATIKAWAN RUSIA


Sofia Kovalevskaya adalah anak tengah dari Vasily Korvin-Krukovsky, seorang jenderal artileri, dan Yelizaveta Shubert, keduanya anggota kaum bangsawan Rusia yang berpendidikan baik. 

Sofia sangat tertarik dunia matematika sejak usia belia. Dikala dia menduduki usia 11 tahun, Sofia memulai menjajaki perjalanannya didunia matematika dengan pembahasan persamaan diferensial serta Integral. Namun sangat disayangkan, ayah dari Sofia melarang Sofia untuk mengembangkan ilmu matematikanya. Walau terdapat larangan, Sofia tetap saja besi keras untuk mencari ilmu. Buku salinan yang memuat materi Al-Jabar Beurdeu, ia baca ketika malam tiba serta seisi rumah sudah pada tertidur lelap.

Setahun kemudian, Prof. Tyrtov yang juga merupakan tetangga dari Sofia mengunjungi kediaman Sofia dengan membawa sebuah buku fisika. Buku yang telah dibawa oleh Tyrtov diberikan kepada Sofia sebagai bahan bacaan Sofia. Melihat kegigihannya Sofia dalam menggali ilmu, membuat Prof. Tyrtov untuk berdiskusi dengan ayah dari Sofia terkait larangan yang sudah dibuat oleh ayah Sofia. Setelah diskusi dari keduabelah pihak, beberapa tahun kemudian Ayah Sofia mengizinkan Sofia untuk mengambil jalan privat.

Pada 1869 Sofia melakukan perjalanan ke Heidelberg untuk belajar matematika dan ilmu alam, hanya untuk menemukan bahwa perempuan tidak dapat diterima sebagai mahasiswa di universitas. Akhirnya dia membujuk otoritas universitas untuk mengizinkannya menghadiri kuliah secara tidak resmi, asalkan dia mendapatkan izin dari masing-masing dosennya. Sofia berhasil belajar di sana selama tiga semester.

Pada tahun 1871, Sofia berpindah ke Berlin untuk memperluas wawasannya dengan untuk belajar dengan Weierstrass , guru Königsberger. Kemudian pada tahun 1874, Sofia dapat menyelesaikan tiga buah makalah dengan pembahasan:
1) Persamaan Differensial Parsial,
2) Integral Abelia,
3) Cincin Saturnus.

Yang pertama adalah kontribusi luar biasa yang diterbitkan dalam  Crelle 's Journal pada tahun 1875. Makalah tentang pengurangan integral abelian ke integral elips sederhana kurang penting tetapi terdiri dari serangkaian manipulasi terampil yang menunjukkan perintah lengkapnya tentang Teori Weierstrass .

Selama bertahun-tahun Kovalevskaya di Stockholm, ia melakukan apa yang banyak orang anggap sebagai penelitian paling penting. Ia mengajar mata kuliah tentang topik-topik terbaru dalam analisis dan menjadi editor jurnal baru Acta Mathematica . Dia mengambil alih tugas penghubung dengan para ahli matematika Paris dan Berlin dan mengambil bagian dalam organisasi konferensi internasional. Statusnya membawanya perhatian dari masyarakat, dan dia mulai lagi menulis kenangan dan drama yang dia sukai ketika masih muda.